• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu.

Anarkis?
Ekstrimis?

Mungkin itu yang terlintas di benak kalian ketika ku mengikrarkan cita-cita ini..
Syahid Fisabilillah.

Afwan, kumaklumi jika kalian berpikir seperti itu.
Entahlah, mungkin karena citra kata "syahid" di masyarakat saat ini yang negatif.

Padahal tidak, saudaraku.
Syahid Fisabilillah itu sederhana.

Sesederhana maknanya secara bahasa.
Menjadi saksi di dalam jalan Allah.

Tahukah kamu apa itu jalan Allah?
Jalan atau tata cara hidup yang ditunjuki-Nya.

Jalan hidup ini untuk diri kami sendiri masing-masing.
Karena Ia meminta pertanggungjawaban dari kita masing-masing.

Bukan untuk memaksakannya pada orang lain.
Sebagaimana Ia berfirman: Laa ikraha fiddiin.

Ia hanya memerintahkan kami untuk memberi peringatan.
Bukan dengan kekerasan, tapi dengan suatu keteladanan.

Hingga orang-orang menyaksikan sendiri bukti dalam cara hidup kami.
Ketenteraman hidup dengan Syariah-Nya.

Walau kesulitan dan kelaparan akan menjadi bagian dari jalan ini.
Keistiqamahan tetaplah menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar bagi kami.

Walau ini akan merenggut dunia dari kami.
Kami ridho menutup kisah hidup kami di jalan-Nya.

Insya Allah.
Inilah visi perjuangan hidupku.
[...]

Categories:
Comments

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
"laqad kana fi rasulillahi uswatun hasanah"  [QS Al-Ahzab: 21]
Kita semua sepakat bahwa totalitas dalam diri Rasulullah SAW itu ada teladan yang baik. Dari tutur kata Beliau, akhlak Beliau, kecerdasan Beliau, gaya hidup Beliau, hingga tata cara ibadah terbaik yang Beliau contohkan, termasuk juga dalam hal berdoa.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwasanya Allah SWT "malu" ketika ada hambanya yang berdoa kepada-Nya dengan penuh kerendahan dan penuh dengan pujian-pujian untuk-Nya melainkan Allah akan mengabulkannya. Sebagaimana Allah berfirman,
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalan keadaan hina-dina" [QS Al-Mukmin: 60]
Di setiap kisah kehidupan Rasulullah SAW, kita akan banyak menemukan kisah doa-doa Rasulullah SAW yang kejadian terkabulnya disaksikan langsung oleh para sahabat atau bahkan oleh para kaum kafir Quraisy. Kita mengenal kisah keislaman Umar ibnu Khattab setelah Rasulullah SAW berdoa,
"Yaa Allah, kuatkanlah agama ini dengan keislaman salah seorang dari dua Umar" [HR At-Tirmidzi]
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menunjukkan doa-doa Rasulullah senantiasa dikabulkan oleh Allah. Oleh karena itu, sudah seyogyanya bagi muslim untuk mencontoh Rasul dalam berbagai doa yang berkaitan dengan kehidupan kita.

Doa Rasulullah SAW yang paling populer

Doa Rasulullah yang paling populer di antara muslim dan memang merupakan doa yang paling rutin Rasulullah panjatkan adalah doa berikut,
"Rabbana 'atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar" [HR Bukhari]
Biasanya muslim memanjatkan doa ini setiap setelah shalat. Doa ini populer disebut oleh orang-orang kita dengan sebutan "doa sapu jagad". Karena memang doa ini mencakupi segala aspek kebutuhan manusia akan kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan kebutuhan manusia akan keselamatan dari siksa neraka.

Doa Rasulullah SAW yang paling tidak populer

Nah, ane di sini ga akan terlalu dalam membahas doa yang paling populer tadi. Tapi justru kebalikannya, ane akan membahas doa yang paling tidak populer. Entah karena masyarakat memang belum banyak yang tahu atau memang karena isi doanya yang cukup "gak mainstream". Berikut lafazh do'anya:
"Allahumma ahyini miskinan wa amitni miskinan wakhsyurni fi zumratil masakin" [HR. At-Tirmidzi]
Terjemahannya kira-kira seperti ini,

"Yaa Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, dan matikan aku dalam keadaan miskin dan bangkitkanlah aku di hari akhir bersama orang-orang miskin".

Dalam beberapa tafsir, disebutkan bahwa yang dimaksud miskin dalam doa ini bukanlah kekurangan harta, melainkan miskin di sini maksudnya adalah tawadhu’ dan rendah hati.

Imam Baihaqi mengatakan, “Menurut saya, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak bermaksud meminta keadaan miskin yang berarti kurang harta tetapi miskin yang berarti tawadhu’ dan rendah hati.” (Dinukil dan disetujui oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Talkhis Habir 3:1108)

Imam Ibnu Atsir berakta dalam An-Nihayah fi Gharibil Hadis 2:385 mengatakan, “Maksud Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah tawadhu’ (rendah hati) dan agar tidak termasuk orang-orang yang sombong dan angkuh.”

Wallahu a'lam.

Tapi jika kita melihat bagaimana Rasulullah memang menjalani kehidupan dengan gaya hidup yang sederhana dan bagaimana keadaan ekonomi Rasulullah ketika beliau meninggal, maka tidak menutup kemungkinan bahwa makna miskin yang disebut dalam doa Rasulullah tersebut memang miskin dalam makna sebenarnya.

Kita sama-sama mengetahui kisah haru Umar ibnu Khattab yang menangis ketika menjumpai Rasulullah SAW di tempat Beliau singgah. Antum bisa membaca kisahnya lagi di link berikut: madinatulilmi.com

Antum juga bisa mencoba memaknai sendiri arti miskin yang dimaksudkan dalam doa Rasulullah tersebut setelah membaca riwayat lengkap yang menceritakannya. Berikut riwayatnya.
Aisyah mendengar Rasulullah berdoa : "Ya Allah, jadikanlah gaya hidupku seperti gaya hidup orang miskin, cabutlah nyawaku dalam keadaan miskin, lalu kumpulkanlah aku pada Hari Kiamat bersama kelompok orang miskin".

Mendengar doa itu Aisyah protes : "Mengapa engkau berdoa seperti itu wahai Rasulullah ?", Beliau menjawab :

"Orang-orang miskin akan masuk Sorga 40 tahun lebih awal dari pada orang-orang kaya, wahai Aisyah jangan pernah menolak orang-orang miskin meski engkau hanya bisa memberi separuh biji korma, cintailah orang miskin dan dekatkanlah mereka kepadamu agar Allah juga mendekatkanmu kepadaNYA pada Hari kiamat nanti". [HR.Tirmidzi, Baihaqi dan Mundziri]
Astaghfirullah..

Sudah seberapa dekat kita dengan orang-orang miskin?
[...]

Categories:
Comments

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu.

Akhi, kali ini ane mau angkat isu mengenai cinta kepada perempuan nih. Yaa, berhubung umur udah kepala dua kan, so ane ga akan ngomong cinta-cintaan ala ABG. Tapi bakal lebih ke arah cinta yang lebih serius, cinta yang mengawali suatu rumah tangga.

Ok, isu yang mau ane angkat di sini adalah berupa suatu pertanyaan yang umum ditanyakan oleh para calon pelepas status bujang, "Sebenernya mencintai calon istri itu suatu kewajaran, atau keharusan, atau justru hal yang harus dihindari sih?"

Hmm, sorry kalo ternyata pertanyaan ini ga semua dipertanyakan oleh para calon pelepas status bujang. Ane cuma sampling dan ternyata ada satu orang yang mempertanyakan ini. Kebetulan orang itu adalah ane sendiri. *ea, ini sih sesi curcol namanya.. ahaha*

Hha, yaa itung-itung pembelajaran untuk diri sendiri kan. Syukur-syukur kalo ada di antara ikhwah fillah yang lagi mempertanyakan hal yang sama.

Ok, ane mulai analasis pertanyaan ini ya. Yang terlentas pertama untuk menjawab pertanyaan ini adalah potongan ayat berikut,
"Zuyyina lin nasi hubbusy syahwati minan nisa-i..." (Ali-Imran:14)
Di sini terdapat tiga kata kunci. Pertama Zuyyina, artinya diperhiaskan. Kata, kedua ialah Hubb, artinya kesukaan atau cinta. Kata ketiga ialah Syahwat, yaitu sesuatu yang menimbulkan rasa ingin memilikinya. Sehingga rangkaian terjemahan dari potongan ayat tersebut begini:
"Diperhiaskan pada manusia suatu kecintaan pada apa-apa yang menimbulkan rasa ingin memiliki, yaitu dari wanita..."
Sooooo...

Jawabannya adalah wajar kalian memiliki rasa cinta pada wanita sang calon istri kalian.. Karena itu adalah fitrah yang dihiaskan Allah pada diri manusia.. Tanpa itu, tidak menutup kemungkinan kalian justru memilih calon istrinya dari jenis kelamin yang keliru.. Hha, Naudzubillah..

Nah tapi ga berhenti ampe di sini aj, akh.. Karena ini belum kesimpulan.. Ada pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab, "Cinta yang sebatas apa nih yang wajar kita miliki pada calon istri yang belum jadi hak kita?"

Yap, pertanyaan ini yang hampir luput dari ane selama menjalani masa-masa pra-nikah saat ini. Alhamdulillah ada hal yang menjadi tamparan bagi ane untuk kembali mengevaluasinya.

Bicara soal cinta, sebenernya ga bisa didefinisiin ama kata-kata kan. Nah, tapi beda halnya ketika kita bicara soal cinta dari sudut bahasa. Cinta dalam bahasa arab tuh banyak banget kosa katanya. Ada mawaddah, ada rahmah, dan masih banyak lainnya.

Nah, kalo dalam Al-quran, Allah menggunakan kata cinta dalam tujuh istilah berikut. (Ane mengutipnya dari tulisan Prof. Dr. Achmad Mubarok MA. tahun 2011)
1. Mawaddah (Q/30:31), Mawaddah adalah jenis cinta yang mengebu-gebu, membara, bergelora dan “ngegemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Bagi orang yang dilanda cinta mawaddah, dunia adalah milik kita berdua, orang lain tidak ada.
2. Rahmah (Q/30;31), Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Nasehat perkawinan selalu ada doa dan harapan agar pasangan dikarunia cinta mawaddah dan rahmah.
3. Mail, jenis cinta yang ini memiliki karakteristik; untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Syaghaf, cinta jenis ini sifatnya sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir ketika tergila-gila kepada bujangnya, Yusuf.
5. Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat. Ketika orang yang dicintainya itu melakukan kesalahan, ia bukan saja tidak menghukum, malah membelanya. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2). Janganlah rasa kasihan menyebabkan keadilan tidak ditegakkan.
6.Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdo'a agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7. Syauq (rindu), Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Kulfah, cinta jenis kulfah adalah perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286).
Nah dari ketujuh istilah cinta dalam qur'an ini (+ 1 istilah dari hadits), kita bisa evaluasi nih, sebenernya rasa cinta kita saat ini kepada calon istri bisa dikategorikan ke dalam istilah cinta yang mana.

Untuk istilah cinta mawaddah dan rahmah, ane sudah pernah membahas di artikel sebelumnya tentang pasangan hidup. Di artikel itu, ane membahas bahwasanya untuk memilih pasangan hidup, sebaiknya jangan mengawalinya dengan mawaddah dan rahmah, tapi awali dengan rasa kesejiwaan dan rasa sakinah (merasa tenteram bersamanya). Setelah mengawalinya dengan kesejiwaan dan sakinah, maka rasa mawaddah dan rahmah insya allah akan tumbuh dengan sendirinya selama membangun keluarga bersama sebagai pasangan hidup yang sah.

Untuk istilah cinta mail, ane akan membahasnya dalam konteks calon istri pertama, bukan poligami. Jika cinta yang kita rasakan pada calon istri berdampak pada terkurasnya perhatian kita kepada sang calon saja, sehingga perhatian kita kepada hal-hal lain yang sesungguhnya lebih berhak untuk kita perhatikan jadi terbengkalai. Ini bisa diindikasikan ketika kita dihadapkan pilihan antara menggunakan rezeki lebih untuk ditabung sebagai mas kawin calon istri atau menggunakannya untuk membelikan sesuatu yang lebih bermanfaat yang kebetulan sangat dibutuhkan oleh orang tua kita saat itu. Jika kita lebih memprioritaskan calon istri, maka cinta kita bisa digolongkan sebagai istilah cinta mail. Hal seperti ini sebaiknya dihindari. Kita tetap harus menaruh hak sebagaimana proporsinya. Ingat, kita adalah calon pemimpin rumah tangga, dan kita harus lebih bijak dan adil dalam memenuhi hak anggota keluarga kita.

Untuk istilah cinta syaghaf, ra'fah, dan shobwah, ini jelas harus dihindari. Cinta seyogyanya tidak membutakan kita sehingga melanggar ketentuan-ketentuan Allah.

Nah, istilah syauq ini mungkin yang paling pas buat ane. *ea, curcol lagi*. Yaa, sama seperti rindu berjumpa kepada Allah, rindu itu tidak serta merta membuat kita memilih untuk bunuh diri supaya bisa berjumpa dengan Allah. *hha, ya iyalah, malah masuk neraka kalo gitu*. Tapi rasa rindu itu justru yang membuat kita semakin tegar dan sabar menjalani ujian kehidupan hingga tiba masanya rasa rindu ini bisa terbayarkan di akhirat nanti.

Istilah terakhir, kulfah, menurut ane ini adalah bentuk cinta yang terindah. Subhanallah. Maha suci Dzat yang menciptakan istilah cinta terindah ini.

Catatan untuk sang calon istri:

Ukhti, afwan sebelumnya jika rinduku berlebihan kepadamu. Tapi sungguh, rindu ini tidak akan membutakanku hingga melanggar batas-batas yang seharusnya ku jaga. Rasa rindu ini yang justru memberiku motivasi untuk terus memantaskan diriku untuk menjadi pemimpinmu nanti.

Dan mengenai hal yang kau tegur saat itu, sungguh aku tidak tersinggung karenanya. Justru itu membuatku tersanjung karenanya. Menyadarkanku begitu indahnya ketegasanmu. Selayaknya ku merasa kaulah yang memiliki istilah cinta yang terindah ini, kulfah. Jazakillah bi ahsani jaza, ukhtii fillah. Ku mendoakan keberkahan Allah terus menyertaimu.
[...]

Categories:
Comments

sumber esq-news
Ini kutuliskan untuk tamparan keras bagi diriku sendiri..
Untuk kembali merenungi makna keikhlasan yang kujalani selama ini..

Ikhlas itu hanya mengharap ridho ilahi..
Hanya sebatas itu yang kupikirkan selama ini..

Tapi setelah banyaknya ujian yang kulalui..
Aku sadar ada yang luput dari pemikiran ini..

Saat diri ini takut akan suatu hal..
Khawatir, cemas, tak tentu arah tentang dunia..

Maka ikhlas pula lah yang memberi ketenangan..
Karena itu menyadari ku satu hal..

Saat ku mengharap hanya satu hal, keridhoan-Nya..
Maka di saat yang sama, aku pun harus hanya takut satu hal..

Murka dari-Nya..
[...]

Categories:
Comments

Engineering Computation

20 February 2013

Tugas:

1. apa itu (n!)?
2. Buatlah susunan instruksi penghitungan nilai (n!) kepada anak kecil (komputer)!

Quote of the day:

> Komputer itu seperti anak kecil.
> Meskipun sedikit pengetahuan, tapi jika itu bermanfaat akan lebih baik.
> Ilmu adalah body of knowledge.
> Untuk membentuk ilmu, harus tahu benang merah yang menghubungkan antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan lainnya.
> Learn how to learn engineering computation.
> Algoritma adalah suatu prosedur penyelesaian dengan suatu bahasa sendiri.
[...]

Categories:
Comments

"Rabbanaa, laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytana"

Bukankah petunjuk itu telah kita terima?
Al-qur'an dan Al-hikmah..
Sesuatu yang bisa kita baca..
Dan suatu pelajaran yang bisa kita petik dari kehidupan..

Keduanya telah ku terima..
Dan aku percaya dirimu pun memilikinya..
Lalu, apa keputusan kita?
Apa hati kita tetap memilih cenderung pada kebathilan?

Diriku pribadi masih sedih melihat apa yang kujalani dalam kehidupan ini..
Mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil..
Tapi..
Seperti tidak memiliki rasa malu mengikuti nafsu diri..

Renungi..
Aku mencoba tuk kembali..
[...]

Categories:
Comments

Ku tuliskan ini untuk dia yang menangisi dunia..
Kehilangan sesuatu dan membayarnya dengan air mata..
Berusaha tegar dengan kembali menegakkan semangatnya..
Tapi kau tahu, kau masih mengejar yang sama..
Sesuatu yang fana..

Aku pun pernah kehilangan, Kawan..
Baru saja..
Dan rasanya itu menghancurkan rencana kehidupan masa depanku..
Tapi kau harus tahu, ini hanya sebatas rasa dan logikaku..

Persetan dengan rencana kehidupan!
Apa aku hidup untuk rencanaku?
Bukan!
Aku hidup untuk tujuanku..

Coba renungi apa yang kau kejar selama ini!
Ambisi hidup yang kau rancang dengan otakmu sendiri?
Atau tujuan hidup yang gak akan pernah kau temui di dunia ini?
Kecuali setelah kau mati..

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah demikian, kelak kamu akan mengetahui.
[At-Takatsur: 1-3]
[...]

Categories:
Comments

G: Ok, sampai di sini materi kita, ada yang mau ditanyakan lagi?
M: Gak, kak..
G: Sip, klo gitu sebelum kita tutup, satu pesen gue buat lo semua..
M: Ce ilaah, "gue".. hahaha..
G: Serius-serius.. Tenang dulu..
M: *menatap serius*
G: Satu pesen gue.. Jangan lupa follow twitter gue yach~ *nada alay*
M: Jiaaaahahahaha... promosi..
[...]

Comments

Do you remember the moment when the rain fell over us..?
For me, it seems like the sky was crying..
For letting one of their most beautiful angel go away..
To be here, right by my side..

Even though I don't know anything about you..
Nevertheless, I found you amongst a hundred million peoples..
There is no need for me to have even one scientific proof about this..
Because, I believe this with all seriousness..
[...]

Categories: