• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaykum warahmatullahi wabarakatuh..

Sebenernya tulisan ini mau penulis apply untuk lomba menulis "Menuju pengantin baru. Nikah? Siapa takut?". Tapi rasanya dengan lebih cepat mempublikasikan secara bebas tulisan ini akan lebih baik. Lillahi ta'ala. Semoga barakah. *para peserta lain, tolong jangan jiplak tulisan ini untuk diikutkan kedalam lomba tersebut ya.. :p*

Tulisan ini akan membahas mengenai prahara perjuangan menuju pernikahan. Yap, prahara itu mungkin meliputi perjuangan mencari orang yang mau ama kita, sampai ke persiapan hari-H pernikahan. Bagi kebanyakan para pembaca *termasuk penulis*, mungkin tahapan mencari orang yang mau ama kita adalah bagian terpenting dan tersulit. Ahaha. Sepakat kan? Dan pastinya akan banyak cerita yang bisa ditulis dari kisah pengalaman di bagian ini.

Tapi untuk saat ini, ada wacana lain yang lebih menarik minat penulis untuk diangkat dalam tulisan kali ini. Apa itu? Let me tell you, guys.

She pretends to be shot

Mungkin prahara ini bisa penulis ibaratkan layaknya kita tengah memburu seekor burung. Kita menembaknya, namun saat kita mendekati burung yang telah terjatuh itu, kita menyadari bahwa tak ada bekas luka tembak pada dirinya. Yang ada hanyalah sebelah sayapnya yang tengah terluka, entah karena apa.

Hmm. Gimana? Kalian berhasil nangkep maksud dari pengibaratan ini ga?

Ya, ini mengenai masa lalu. Dan mungkin masa lalu yang membekaskan luka. Atau bahkan luka tersebut juga lah yang menjadi salah satu alasan calon kalian menerima kalian.

Hmm. Maaf. Penulis ga bermaksud bilang bahwa calon kalian mungkin hanya berpura-pura menerima kalian. Engga. Tapi mari kita coba lihat ini sebagai bentuk pemberian kepercayaan. Ya, dia memberikan kepercayaan kepada kalian untuk menyembuhkan luka masa lalunya itu.

Merajut masa depan, mengurai masa lalu

Sumber: tribunnews.com
Yap, kita sepakat bahwa kalian hanya akan hidup dengan dirinya dan masa depannya setelah kalian menikah. Tapi itu ga berarti kalian bisa terlepas dari jeratan masa lalu kalian berdua. Meninggalkan masa lalu yang masih terbelit kusut hanya akan menjerat kalian di suatu saat kelak. Maka mencoba mengurainya kembali untuk menjadi benang baru yang bisa kalian pakai untuk merajut masa depan kalian berdua adalah sesuatu yang sangat bijak.

Mungkin memang akan sangat sulit mengurai sesuatu yang terlanjur sangat kusut dari masa lalu kalian. Akan ada ketegangan. Dan jika kalian salah bersikap, maka bisa jadi kekusutan itu malah menjadi simpul mati yang tak akan pernah bisa terurai kembali. Oleh karena itu, cobalah untuk mengurainya dengan lembut dan perlahan. Jangan terburu-buru menarik kesimpulan hanya dengan dugaan-dugaan belaka. Sabar dan rasa saling percaya akan menjadi kunci yang sangat penting dalam mengurai masa lalu kalian berdua.

"You are going to marry her soul, not her heart. No matter how complicated her heart is, her soul is still pure to be yours. Be gentle to her and try to cure the sorrow of her past."
[...]

Categories: