• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu 'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ukhti, ku tuliskan ini untuk dirimu, yang mungkin merasakan begitu jelas perubahan sikapku padamu kini. Bukan karena apa-apa. Hanya karena kusadar. Kamu adalah saudariku. Ukhti fillah. Saudari karena Allah. Bukan ukhti fii nasab. Bukan saudari karena keturunan yang menghalalkan interaksi yang dekat antara kita dan mengharamkan pernikahan antara kita.

Ukhti. Mengenalmu mendekatkanku kepada-Nya. Sungguh bersyukur aku kepada-Nya yang telah mempertemukanku dengan dirimu, Ukh. Tapi kini ku memilih untuk menjauh darimu. Bukan karena ku lelah mengenalmu. Aku menjauh darimu kini, agar Allah mendekatkan kita nanti. Entah itu di akhirat, saat kita menjadi tetangga terdekat di surga-Nya. Atau mungkin di dunia, saat Allah mengizinkan kita berjuang bersama sebagai azwaaja.

Ukhti. Sesungguhnya jiwa manusia ada dalam kuasa-Nya. Ia mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakwaan. Maka beruntunglah kita jika menyucikannya dan celakalah kita jika menodainya [1]. Jika memang Ia menakdirkan kita sebagai azwaaja, maka adalah suatu keniscayaan bahwa kita berasal dari satu jiwa [2]. Oleh karenanya tidak ada alasan bagiku untuk tidak berusaha menjaga kesucian jiwamu juga. Karena separuh jiwamu adalah separuh jiwaku. Dan inilah caraku menjaga kesucian jiwamu. Dengan menjaga batas interaksi antara kita hingga nyata bagiku kamu memang azwaaja-ku.

Ukhti. Allah yang Maha kuasa meneguhkan hati kita untuk cenderung kepada kebaikan atau keburukan. Allahu Yaa Muqollibal quluubi. Allah, Dzat yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Selayaknya hati Umar (ra) yang sangat keras, Allah dengan mudah menjadikan hatinya cenderung kepada kebaikan jika Ia menghendakinya. Begitu juga dengan hati kita, Ukh. Bukan interaksi berlebihan yang akan meneguhkan hati kita. Tapi kehendak Allah. Maka dari itu kuwakilkan urusan hati kita kepada-Nya. Diamku ini untuk menjagamu. Agar Allah ridho dengannya. Sehingga Ia berkehendak untuk meneguhkan hati kita kepada kebaikan yang pernah kita sepakati.

Kamu pun begitu 'kan, Ukh? ^^

"Dibalik kecuekan seseorang, mungkin ada doanya yang terus mengiringi dirimu."

[1] Q.S. Asy-Syams: 7-10
[2] Q.S. Ar-Rum: 21

Categories:

One Response so far.

  1. Gw pengen nangis bacanya zul,kali ini gw yang galau,haha..

Leave a Reply