• RSS
  • Facebook
  • Twitter
Comments

Ahmad: Laa ilaaha illallah..

Dengan terisak, Ahmad mengumandangkan Adzan sambil menggendong putra mungilnya.

Aisyah: Aa..

Ahmad: ...

Ahmad terdiam sejenak menoleh pada Aisyah, lalu kembali menatap dalam pada wajah putranya.

Ahmad: (Kini giliranmu memuliakan seorang wanita dalam hidupmu, nak..)

Ahmad menghampiri Aisyah yang masih terbaring di kasur persalinannya.

Ahmad: Lihat Aisyah, wajahnya sangat mirip denganku ya?

Aisyah tersenyum menatap wajah putranya yang kini ada di pelukannya. Tapi tak lama kemudian Aisyah tertunduk lalu menoleh pada Ahmad. 

Aisyah: Aa..

Ahmad: Ya, Aisyah..

Aisyah: Aku turut berduka cita ya..

Ahmad: ...

Hening sejenak. Ahmad memeluk kepala Aisyah dan menempelkan keningnya itu ke kening istrinya.

Ahmad: Kamu tuh ya masih aja bisa becanda lagi haru gini.. Masa kecewa anakmu mukanya mirip ama aku?

Aisyah tersenyum. Dengan jemarinya, ia menyentuh pipi Ahmad. Aisyah sadar ada butir air mata yang mulai menggenang di mata suaminya.

Aisyah: Aa.. Makasih ya udah berusaha melakukan yang terbaik buatku. Tapi aku serius. Aku pun turut merasa kehilangan..

Kini Ahmad tak lagi kuasa menyembunyikan dan menahan air matanya. Ia pun menggenggam tangan Aisyah di pipinya.

Ahmad: Engga.. Kita ga kehilangan siapapun, Aisyah.. Karena mulai sekarang kemuliaan sosoknya akan kutemukan di dalam dirimu.. Begitulah amanat darinya..


[to be continued]

Leave a Reply